Berdoa: Less Ego, More God!
Dunia sedang mengalami krisis multi dimensi. Apa yang paling didambakan orang di tengah situasi ini? Ketenangan hidup! Supaya hidup tenang, orang cari kuasa dan harta sebanyak-banyaknya. Ternyata kegelisahan tidak lenyap, malah meluap. Membludak! Makin ramai harta, makin banyak prahara. Makin tinggi kuasa, cemas rajin menerpa. Stress! Panik melekat. Ketakutan melilit! Kekhawatiran membelenggu! Hidup menjadi beban. Mati sering menjadi pilihan!
Di tengah krisis multi dimensi, ada cara sederhana memperoleh ketenangan. Apa? Berdoa! Ya berdoa! Dalam berdoa kita bersatu dengan Allah. Bersama Allah, kita beroleh kekuatan menghadapi tantangan dan persoalan apa pun. Dalam doa kita menemukan Tuhan. Dalam doa kita mengandalkan Tuhan. Jadi berdoalah dalam kerendahan hati! Less ego, More God!
Dalam doa, kita membiarkan Tuhan menemukan kita. Memegang tangan kita! Inilah kunci ketenangan di tengah badai krisis apa pun. Paulus berkata: berdoalah setiap saat! Memohonlah dengan tidak putus-putusnya (Ef. 6:18). Doakan yang kita kerjakan, kerjakan yang kita doakan! Doa dan kerja menyatu! Yang sekuler dan yang kudus berpadu! Semua lokasi dan situasi ada dalam anugerah Allah!
Ouuupsss…, jangan pernah katakan Anda tidak bisa berdoa! Berdoa bukan soal kalimat puitis. Berdoa adalah menjalin relasi personal dengan Tuhan. Percakapan privat! Empat mata! Bebas berbicara! Merdeka berekspresi! Dalam keintiman itu ada pembebasan! Jadi, tidak ada bentuk doa yang paling hebat. Doa Bapa Kami pun bukan doa paling sempurna. Doa menjadi sempurna bukan karena bentuknya. Bukan juga karena susunan kata-katanya.
Doa menjadi sempurna ketika hati orang yang berdoa dipenuhi iman dan cinta. Dalam doa, anugerah Tuhan kita alami. Jadi, mulailah berdoa. Dimana pun! Dalam situasi apa pun!
Salam,
Albertus Patty