Harus!

Dulu, banyak orang selalu berkata:
“Aku pulang larut malam karena aku harus meeting di kantor.”
“Aku tidak dapat hadir karena aku harus rapat.”
“Aku harus ke sana atau ke sini karena sangat penting.”
“Aku harus ambil aktifitas ini supaya aku jadi itu.”
Dan sebagainya.

Dulu, kita memiliki banyak aktifitas yang kita label ‘harus’
Seolah bila tidak dilakukan hidup akan berantakan
Aktifitas-aktifitas yang kita label ‘harus’ itu mendominasi hidup kita sehingga yang lebih penting justru tersingkir:
Rumah tangga
Waktu istirahat
bercengkrama dengan anak-anak
waktu untuk melayani sesama
waktu untuk melayani Tuhan.

Kini, pandemi Covid-19 menertawakan semua ‘keharusan’ itu
Kita dipaksa mengisolasi diri. Karantina!
Tiba-tiba keharusan itu berubah. Kini, kita harus di rumah
Memprioritaskan apa yang selama ini kita singkirkan.

Kini saatnya merenung apa sebenarnya prioritas hidup kita.
Mana yang harus dan mana yang sebenarnya hanya pelengkap
Kita memang harus kembali ke basic hidup kita
Kita harus menentukan mana yang terbaik bagi kita.

Salam,
Albertus Patty

 

Bagikan

ARTIKEL TERKAIT

Kawin Beda Agama & Respons Gereja

Kawin Beda Agama (KBA) menjadi isu yang memantik perdebatan cukup panas di semua agama. Negara pun sangat berhati-hati dalam mengambil…

Kembalinya Keadilan dan Hukuman Mati Sambo!

Saya salut dan bangga terhadap Majelis hakim yang  memvonis mati Ferdi Sambo. Keputusan hebat itu menandakan bahwa para majelis hakim…

Malpraktik Agama

Susy menderita sakit parah cukup lama. Setiap hari Susy harus meminum beberapa obat, yang menurut dokter, wajib dikonsumsi. Susy sangat…

Bablas! Negara Urusi Selangkangan Rakyat!

Ada paradoks kehidupan yang sering tidak kita perhitungkan. Paradoks itu adalah ini. Orang ingin menegakkan yang baik, tetapi dengan cara…