Holy Criminal & Holy War
Kadang-kadang negara-negara Barat agak aneh dalam melindungi kebebasan berekspresi. Salah satu keanehan itu terjadi di Swedia.
Holy Criminal
Alasan tindakan Rasmus Paludan di Linkoping, Swedia melakukan pembakaran kitab suci Al Quran adalah kebebasan berekspresi. Bila kebebasan berekspresi yang vulgar dan tanpa batas seperti ini dibiarkan negara, orang bisa bebas membakar Kitab Suci. Orang juga bebas membakar rumah ibadah umat lain. Ini kebebasan berekspresi yang bodoh.
Menurut saya tindakan vulgar dan biadab itu bukan lagi kebebasan berekspresi. Tindakan itu menjurus ke anarkisme, suatu situasi tanpa negara. Artinya tanpa aturan dan peraturan. Yang ada adalah hukum rimba. Semua menjadi musuh terhadap semua.
Atau bila tindakan biadab atas nama kebebasan berekspresi seperti ini dilindungi negara, cepat atau lambat, konflik antar umat beragama akan meledak.
Dikhawatirkan konflik antar umat meledak bukan saja di Swedia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia. Lingkaran kebencian semakin diperkuat. Orang-orang ‘sumbu pendek’ dengan penghayatan keagamaan seperti Rasmus Paludan akan terpicu untuk melakukan aksi vulgar yang sama.
Tindakan Rasmus Paludan mencerminkan fenomena penghayatan keagamaan yang radikal, hegemonik, polaristik dan teroristik. Kekerasan diagungkan bahkan disakralkan. Holy Criminal! Cinta dan solidaritas, yang menjadi substansi agama, malah dienyahkan.
Holy War
Fenomena seperti itulah yang sekarang terjadi juga di Eropa Timur. Gereja di Rusia justru mendukung penuh invasi Putin ke Ukraina. Di saat jutaan rakyat Ukraina menderita dan mati, pimpinan gereja di Rusia justru menahbiskan invasi brutal yang biadab itu sebagai Holy War, perang suci.
Penghayatan keagamaan seperti Rasmus Paludan dan gereja Rusia berada di luar nalar peradaban kita semua. Pola penghayatan seperti itu menciptakan dehumanisasi terhadap umat lain, dan bahkan terhadap diri sendiri. Manusia beragama kehilangan kontrol atas nuraninya. Mereka tidak menjadi semakin manusiawi. Sebaliknya, berubah menjadi homo homini lupus, serigala terhadap sesamanya.
Oleh karena itu, saya dan saya percaya umat Kristen Indonesia, mengutuk keras aksi biadab yang dilakukan Rasmus Paludan maupun pengabsahan invasi biadab yang dikumandangkan gereja di Rusia.
Moga pemerintah Swedia dan negara2 mana pun di dunia, bertindak tegas terhadap para polusi agama seperti Rasmus Paludan. Dan moga gereja di Rusia bertobat menjadi semakin manusiawi.
Salam,
Albertus Patty