Jangan Malas Kalau Tak Mau Berujung Bunuh Diri!

Kita hidup dalam dunia yang dilanda kemelut oleh gelombang persoalan dan tantangan yang semakin banyak dan berat. Banyak orang mampu meresponnya secara kreatif. Mereka berselancar di atas persoalan itu. Meskipun demikian, sebagian lain frustrasi berat, lalu terseret dan tenggelam dalam jurang keputusasaan. Tingkat orang bunuh diri pun meningkat tajam. Kini, setiap 30 detik satu orang melakukan bunuh diri.

Diperkirakan di seluruh dunia ini, pada setiap tahunnya, ada 15 juta orang yang melakukan upaya bunuh diri. Padahal orang yang tewas karena peperangan, terorisme dan berbagai bentuk kekerasan lainnya tidak sebanyak itu.

Dalam dunia yang dipenuhi manusia yang frustrasi dan mengalami ketidakberdayaan, Tuhan menyediakan kita talenta potensi, kapasitas dan kecerdasan untuk menjadi komunitas yang bertanggungjawab bagi kebaikan umat manusia dan dunia.

Perumpamaan Yesus tentang tanggungjawab mengelola talenta mengingatkan kita bahwa potensi dan kapasitas yang besar sudah kita miliki. Allah sudah menyediakannya bagi kita kapasitas untuk menghadapi dan menaklukkan apa pun tantangan dan persoalan hidup.

Kuncinya ada pada diri kita sendiri. Kita mau memanfaatkannya untuk kebaikan kita dan sesama atau kita mencampakkannya yang berakibat kita ikut terseret dalam arus frustrasi dan kemalangan.

Ancaman terbesar bukanlah persoalan yang dihadapi. Ancaman terbesar justru diri kita sendiri. Ia bisa berbentuk kemalasan mengembangkan diri. Sementara dunia bagaikan treadmill yang berjalan cepat, kemalasan membuat kita terjatuh karena diam terpaku dalam konservatisme atau berjalan terlalu lambat karena minus inovasi.

Bahaya lain adalah ketakutan. Kita takut pada banyak hal! Ketakutan melumpuhkan potensi kita. Lebih lagi, ketakutan adalah penyebab erosi iman. Ketakutan membuat kita lebih fokus pada persoalan daripada kepada Tuhan.

Bahaya lain lagi adalah apatisme. Kita merasa tidak bertanggungjawab terhadap sesama yang frustrasi. Ketidakperdulian adalah kelumpuhan iman!

Melalui perumpamaanNya, Yesus seolah berkata, “Ayo, jangan bermalas-malasan. Kembangkan talenta, potensi dan kecerdasanmu semaksimal mungkin….” Potensi adalah anugerah yang harus digunakan secara bertangungjawab dalam ketaatan kepada Tuhan bagi kebaikan, keadilan dan kesejahteraan kita dan dunia ini!

Salam,
Albertus Patty

Bagikan

ARTIKEL TERKAIT

Anies Baswedan Bapak Toleransi Beragama?

Pada 16 Oktober 2022, persis di ujung masa kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dianugerahi julukan sebagai “Bapak Toleransi…

Gerakan Relawan?

Ada fenomena menarik jelang Pemilu 2024. Fenomena itu adalah makin besarnya peran relawan seperti Projo, DGP dan lainnya. Ada puluhan…

Sabam Sirait & Spiritualitas Politiknya

Membicarakan sepak terjang Sabam Sirait dalam dunia politik selalu menarik. Apalagi bila dikaitkan dengan bukunya "Politik itu Suci." Konon, gagasan…

Ketaatan Agama Tanpa Logika

Dengan heran saya selalu bertanya: mengapa para teroris tega menabrakkan pesawat berpenumpang ke gedung WTC? Padahal, konon, para teroris yang…