Jurus Sakti 2 Persen Yahudi di US!

Populasi orang Yahudi di AS hanya 2 persen dari seluruh penduduk AS, tetapi pengaruhnya luar biasa kuat. Mereka disegani oleh lawan maupun kawan. Hebatnya, mereka punya pengaruh kuat untuk menentukan siapa yang bakal menjadi Presiden AS. Calon presiden yang mau menang harus sowan pada lobby Yahudi.

Mengapa kaum Yahudi sangat berpengaruh di AS dan bahkan di seluruh dunia? Padahal sebelum tahun 1920-an, mereka adalah komunitas yang paling dibenci. Mereka ditindas dan dipersekusi yang puncaknya 6 juta orang Yahudi dibantai oleh Nazi dalam peristiwa Holoaust.

Mengapa minoritas Yahudi sangat berpengaruh dan sangat dihormati? Profesor University of Chicago, Benjamin Ginsberg punya jawabnya. Dalam buku “The Fatal Embrace: Jews and the State,” Ginsberg menulis bahwa meski populasinya sedikit, peran Yahudi sangat signifikan karena mereka berperan besar di sektor ekonomi, budaya, pendidikan dan politik Amerika.

“Hampir setengah dari miliarder adalah Yahudi. Direktur eksekutif dari tiga jaringan televisi, empat studio film besar, dan pemilik jaringan koran terbesar negara ini adalah Yahudi,” kata Ginsberg. Lalu, 25 persen jurnalis dan penerbit elite, lebih dari 17 persen dari pemimpin organisasi publik penting, dan lebih dari 15 persen pejabat tinggi negara adalah Yahudi.

Yahudi mencakup 50 persen dari 200 intelektual terkemuka Amerika, 20 persen profesor di universitas terkemuka dan 40 persen pengacara di firma hukum New York dan Washington, plus penyumbang terbesar partai dan para calon presiden adalah orang-orang kaya Yahudi. Orang Yahudi saling bersinergi dan mampu menggiring keputusan anggota dewan untuk kepentingan apa pun: demi menguntungkan Yahudi, demi negara Israel atau demi kebaikan AS. Sulit membayangkan AS tanpa Yahudi!

Apa yang bisa kita petik dari cerita di atas? Ini! Bila Yahudi hanya 2 persen, populasi orang Kristen di Indonesia ada 10 persen. Memang, kekuatan ekonomi komunitas Kristen cukup signifikan, tetapi masih tercerai berai. Belum ada satu institusi, termasuk gereja, yang mengorkestra segenap potensi ekonomi mereka. Ironisnya, pada saat yang sama daerah-daerah miskin di Indonesia justru dihuni mayoritas Kristen.

Tidak seperti komunitas Yahudi yang unggul dalam segala bidang kehidupan, termasuk segi budaya dan keilmuan, komunitas Kristen justru lemah pada segi-segi ini. Setiap tahun ribuan pelajar dan mahasiswa Islam, yang moderat dan yang radikal, studi di luar negeri, sementara gereja-gereja kita lebih fokus pada membangun dan merenovasi gedung, bukan membangun sumber daya manusia yang unggul dan hebat. Kita pun mengalami krisis SDM.

Singkatnya, bila kita mau sungguh-sungguh dihormati, memiliki pengaruh besar dan berkontribusi bagi keadilan plus keutuhan bangsa dan negara ini. Kita harus memberdayakan perekonomian kita, terutama di daerah-daerah miskin dan, ini yang penting, meningkatkan mutu SDM kita. Kita harus menggali informasi, mencari sumber-sumber dana untuk menyediakan bea siswa guna memperbanyak master dan doktor dalam segala bidang: teologi, hubungan antar agama, komunikasi, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.

Kita harus maju agar elemen bangsa ini tahu bahwa bangsa ini tidak akan maju tanpa kita. Bahwa tidak ada jalan lain bagi segenap elemen bangsa untuk mulai membangun sinergi dan kolaborasi berdasarkan kesetaraan dan keadilan.

Sebaiknya Sidang Raya PGI di Sumba sudah mulai mengangkat isu ini sehingga siapa pun yang memimpin PGI ke depan sudah mulai memfokuskan diri pada pemberdayaan ekonomi dan peningkatan SDM Kristen.

Kita harus mulai membangun gereja dengan etos pembelajar agar pemuda kita siap menyongsong era revolusi industri. Memang, nasib bangsa dan nasib kita ada dalam tuntunan Tuhan, tetapi kita sendiri harus mulai mengambil inisiatif untuk berkarya bagi gereja dan bagi bangsa.

 

Salam,
Albertus Patty

Bagikan

ARTIKEL TERKAIT

Anies Baswedan Bapak Toleransi Beragama?

Pada 16 Oktober 2022, persis di ujung masa kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dianugerahi julukan sebagai “Bapak Toleransi…

Gerakan Relawan?

Ada fenomena menarik jelang Pemilu 2024. Fenomena itu adalah makin besarnya peran relawan seperti Projo, DGP dan lainnya. Ada puluhan…

Sabam Sirait & Spiritualitas Politiknya

Membicarakan sepak terjang Sabam Sirait dalam dunia politik selalu menarik. Apalagi bila dikaitkan dengan bukunya "Politik itu Suci." Konon, gagasan…

Ketaatan Agama Tanpa Logika

Dengan heran saya selalu bertanya: mengapa para teroris tega menabrakkan pesawat berpenumpang ke gedung WTC? Padahal, konon, para teroris yang…