Pendidikan: Develop Bukan Envelop!
Banyak institusi pendidikan terjebak mencetak murid-murid yang pintar (smart). Kita menjadi pemuja kepandaian. Agar pandai, para guru menekan murid dengan tumpukan tugas menyesakkan dan meremukkan badan. Guru menjadi penindas berwajah garang ketika murid tidak mengerti materi yang diajarkannya.
Murid menjadi stress berat. Mereka takut ke sekolah. Pendidikan bukan lagi faktor yang men ‘develop’ atau mengembangkan murid, tetapi menjadi unsur yang meng-‘envelop,’ alias menutup kreatifitas para pelajar. Setiap hari, orang tua membawa anak-anak mereka ke sekolah, tempat penyiksaan dan penindasan para pelajar.
Ada yang terlupakan dalam sistem dan budaya pendidikan kita. Apa yang terlupa adalah ini. Tujuan pendidikan bukan untuk mencetak murid pintar. Hitler pintar! Mussolini cerdas! Polpot pandai! Mereka pintar, tanpa hati! Cerdas, tetapi doyan mengekspolitasi sesama!
Sesungguhnya tujuan pendidikan adalah memfasilitasi murid dan para guru untuk berkembang bersama menjadi manusia bijak (wisdom). Manusia bijak adalah mereka yang ‘develop’ ke segala arah. Mereka mengalami pembebasan! Guru dan murid menjadi persekutuan. Partner belajar! Wisdom memungkinkan mereka memiliki integritas, satu kata dan aksi. Mereka punya keberanian memperjuangkan kebaikan, serta bersedia berkorban demi keadilan.
Salam,
Albertus Patty