Sangarnya Akar Mula Persoalan Gereja di Karimun

Sekelompok orang dengan spanduk bernada provokasi berdemo menuntut agar Gereja St Joseph yang lebih tua umurnya dari umur republik ini dipindahkan. Yang pasti sekelompok orang-orang ini memaksa agar rumah ibadah ini tak boleh lagi digunakan.

Kata-kata sekelompok orang ini sangat vulgar. Tindakannya jauh dari kesantunan, kasar, sangar, menakutkan, sekaligus terkesan sangat kekanak-kanakan.

Bagaimana menyikapinya? Kita semua harus tetap cool. Tetap tenang, matang dan cerdas. Jangan emosi! Kita harus percaya bahwa bangsa ini bisa merdeka dan bisa tetap utuh selama puluhan tahun karena mayoritas anak bangsa ini menjiwai nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Kita harus percaya bahwa mayoritas anak bangsa ini berjiwa gotong royong dan menghayati persaudaraan sebangsa dan setanah air. Sebagian besar anak bangsa ini adalah kaum beradab yang santun, lembut, hangat, cerdas dan memiliki kematangan dalam bersikap.

Jadi, kita harus tetap cool! Meski demikian, kita harus realistis bahwa ada segelintir orang, hanya sekelompok kecil saja, yang belum bisa menerima kenyataan indahnya keberagaman.

Kelompok kecil, yang hidup di tengah masyarakat Pancasilais ini, mewarisi era jahiliyah yang berpikir polaristik bahwa hidup adalah konflik dan peperangan tanpa akhir antara anak Allah Vs anak setan, putih vs hitam, terang Vs kegelapan.

Mereka hidup dalam ilusi bahwa Allah mengharuskan ketaatan total. Bila perlu dengan paksaan. Allah pun lebih dilihat sebagai panglima perang yang bengis terhadap mereka yang dilabel jahat. Wajah Allah pun selalu marah!

Pikiran mereka adalah memenangkan peperangan, bukan hidup berdampingan dalam cinta dan perdamaian. Mereka tak mampu membayangkan Allah Rahimi yang tersenyum. Allah seperti orang tua yang memeluk erat beranekaragam anak-anakNya dalam kehangatan cinta bukanlah konsep mereka.

Nah, akar dari persoalan yang terjadi di Karimun atau di tempat-tempat lain terletak pada pikiran dan ideologi yang sempit dari orang-orang ini. Akar persoalan ini yang harus dibereskan dan diperbaiki oleh Pemda dan Pemerintah Pusat. Persoalan bukan pada gedung, tetapi pada pikiran yang sempit.

Kita harus tetap cool tetapi kita wajib mendorong Pemda Karimun dan Pemda Propinsi Riau untuk menyadarkan sekelompok kecil rakyatnya untuk menghayati nilai-nilai Pancasila yang egaliter dan toleran serta menegakkan konstitusi bangsa.

Betapa pun kelompok ini sangat kecil tetapi kita harus melihatnya seperti sebuah retakan dalam badan sebuah kapal selam. Artinya ini persoalan serius bahkan sangat serius yang, kalau dibiarkan, bisa menenggelamkan bangsa ini.

Kita harus percaya Pemerintah Pusat dan Pemda pasti akan menyelesaikan persoalan ini dengan baik. Ini adalah PR kita bersama demi menjaga utuhnya perahu kebangsaan kita, Indonesia.

Salam,
Albertus Patty

Bagikan

ARTIKEL TERKAIT

Kawin Beda Agama & Respons Gereja

Kawin Beda Agama (KBA) menjadi isu yang memantik perdebatan cukup panas di semua agama. Negara pun sangat berhati-hati dalam mengambil…

Kembalinya Keadilan dan Hukuman Mati Sambo!

Saya salut dan bangga terhadap Majelis hakim yang  memvonis mati Ferdi Sambo. Keputusan hebat itu menandakan bahwa para majelis hakim…

Malpraktik Agama

Susy menderita sakit parah cukup lama. Setiap hari Susy harus meminum beberapa obat, yang menurut dokter, wajib dikonsumsi. Susy sangat…

Bablas! Negara Urusi Selangkangan Rakyat!

Ada paradoks kehidupan yang sering tidak kita perhitungkan. Paradoks itu adalah ini. Orang ingin menegakkan yang baik, tetapi dengan cara…